Penyembuhan Penyakit ke Binatang Hukumnya Haram

KENDAL - Fenomena masyarakat ramai-ramai mengecam pengobatan alternatif dengan cara memindahkan penyakit ke binatang kambing terus berlanjut. Aksi ini didukung pernyataan sejumlah tokoh agama dan masyarakat yang mempersoalkan keabsahan pengobatan nyeleneh ini. Sebelumnya, di media massa online (internet) kalangan agamis ramai mengecam pengobatan ini, bahkan menyebut sebagai kegiatan haram.
Salah seorang dai muda asal Kendal, Zulfikar Al Fayeth (23), mengatakan, bahwa penyembuhan penyakit dengan cara mentransfer ke hewan hukumnya bisa diharamkan. Pernyataan haram itu, menurut alumni Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo Jatim ini, bahwa seseorang yang mengaku ahli mengobati dengan cara memindah penyakit dari diri orang ke binatang itu suatu kebohongan belaka.
“Dari ajaran Islam saya yakin itu tidak ada dalilnya. Ajarannya pun suatu hal yang tidak mungkin. Karena apa, hewan yang kabarnya dibuang ke kambing itu sangat-sangat tahayul. Hewan itu sama-sama ciptaan Allah. Terus kalau ada orang sakit lalu penyakitnya dipindah ke kambing, dan kambingnya dibunuh itu kan sama-sama berbuat dosa. Lha dosa inilah yang patut diharamkan. Haram perbuatannya,” ujar pemilik salah satu showroom mebel terbesar di Jl Soekarno–Hatta Kota Kendal, kepada koran ini, kemarin.
Dikatakan Zulfikar, selama ia belajar hukum Islam di Pondok Modern yang cukup terkenal tersebut, ajaran penyembuhan dengan cara transfer penyakit ke hewan tidak pernah ada. Apalagi dalil-dalilnya. Ia menduga, jika ada orang yang mengaku kyai dan ahli mengobati dengan cara seperti itu adalah ilmu yang patut dicurigai.
“Sakit itu ujian. Nah, bagaimana kita cara menghadapi ujian. Berdoa dan tawakal terus berusaha untuk mencari pengobatan yang tidak merugikan sama-sama mahkluk Allah. Kalau kita yakin mau berdoa, dengan iklas Allah akan memberikan petunjuk seseorang yang sakit sembuh dari penyakitnya,” ujar Zulfikar.
Tidak ada ajaran cara penyembuhan tersebut juga diakui oleh ulama kondang asal Kaliwungu Kendal Dimyati Rois alias Mbah Dim. Ketika ditemui Koran ini di kediamannya, ia mengaku tidak tahu kalau ada ajaran semacam itu. “Karena tidak tahu saya tidak berkomentar dulu saja,” ujarnya singkat, Share

0 komentar:

Posting Komentar